Teori Pertumbuhan dan Kebijakan

Teori Pertumbuhan dan Kebijakan - Ada tiga teori pertumbuhan yang dibahas pada bab ini: 

· Teori pertumbuhan klasik 
· Teori pertumbuhan Neo-klasik 
· Teori pertumbuhan baru 
Teori Pertumbuhan Klasik 

Teori pertumbuhan klasik adalah pandangan bahwa pertumbuhan GDP riil per orang bersifat sementara dan ketika GDP per orang ini naik melampaui tingkat subsisten, ledakan penduduk akan membawa GDP riil per orang kembali pada tingkat yang subsisten. Tingkat upah riil yang subsisten merupakan tingkat upah riil minimum yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. 

Kecanggihan teknologi akan medorong investasi pada kapital yang baru. Produktivitas tenaga kerja meningkat dan tingkat upah riil naik hingga melampaui tingkat subsisten. Ketika tingkat upah riil berada di atas tingkat subsisten terjadi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk akan mendorong naiknya penawaran tenaga kerja dan menyebabkan diminishing return pada tenaga kerja. 

Ketika penduduk meningkat, tingkat upah riil menurun. Penduduk akan terus bertambah hingga tingkat upah minimum turun hingga mencapai tingkat yang subsisten. Pada tingkat upah inilah, baik penduduk dan ekonomi akan berhenti pertumbuhannya. Berlawanan dengan teori klasik, sejarah membuktikan bahwa pertumbuhan penduduk tidak terikat erat dengan pendapatan per orang, dan pertumbuhan penduduk tidak membuat pendapatan seseorang turun hingga tingkat subsisten. 

Teori Pertumbuhan Neoklasik 

Teori pertumbuhan neo-klasik adalah teori yang menyebutkan bahwa GDP riil per orang tumbuh karena adanya perubahan teknologi. Perubahan teknologi tersebut mendorong suatu tingkat investasi dan tabungan tertentu yang dapat menumbuhkan kapital per jam kerja. Menurut teori ini, pertumbuhan hanya akan berhenti jika perubahan teknologi juga berhenti. 

Teori neoklasik memandang tingkat pertumbuhan penduduk sebagai sebuah hal yang terlepas dari GDP riil dan tingkat pertumbuhan GDP riil. 

Pada teori neoklasik, tingkat perubahan teknologi mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap perubahan teknologi. Diasumsikan bahwa perubahan teknologi beraasal dari adanya kesempatan. 

Ada beberapa hal yang mendasari ide dari teori neoklasik, yaitu: 

· Kemajuan teknologi yang semakin pesat. 

· Munculnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan baru. 

· Meningkatnya investasi dan tabungan. 

Dengan semakin canggihnya teknologi dan seiring dengan pertumbuhan stok kapital, maka GDP riil per orang juga meningkat. Diminishing return pada kapital akan menurunkan tingkat bunga riil dan akan menghentikan pertumbuhan. Kecuali jika teknologi terus mengalami perkembangan. 

Teori Pertumbuhan Baru 

Teori perumbuhan baru menyatakan bahwa GDP riil per orang mengalami pertumbuhan yang disebabkan karena pilihan yang dibuat oleh orang untuk memperoleh keuntungan dan pandangan bahwa pertumbuhan akan tetap terjadi. 

Teori ini didasarkan pada dua kenyataan mengenai ekonomi pasar: 

· Penemuan hasil dari beberapa pilihan yang ada 

· Penemuan menghasilkan keuntungan dan kompetisi mengurangi keuntungan. 

Lebih lanjut, terdapat dua fakta yang memiliki peranan penting pada teori pertumbuhan baru, yaitu: 

· Penemuan adalah sebuah barang kapital publik 

· Pengetahuan bukanlah merupakan subyek dari diminishing return 

Meningkatkan stok pengetahuan membuat kapital dan tenaga kerja menjadi lebih produktif. Pengetahuan yang tidak mengalami diminishing return merupakan titik sentral pada teori pertumbuhan baru.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori Pertumbuhan dan Kebijakan"

Post a Comment

Terima kasih telah berkungjung, Silahkan Tinggalkan Komentar