Keterbatasan Konsep GDP

Keterbatasan Konsep GDPUmumnya peningkatan GDP selalu dianggap baik, namun ada beberapa masalah yang muncul, bila menggunakan GDP sebagai pengukur tingkat kesejahteraan. Adanya masalah-masalah yang tidak dapat diperhitungkan di dalam konsep GDP sebagai ukuran kesejahteraan menjadi keterbatasan dalam konsep tersebut.

GDP dan Kesejahteraan Sosial
GDP yang disebut sebagai ukuran tunggal yang paling baik dari suatu kesejahteraan masyarakat. GDP bukanlah ukuran kesejahteraan yang sempurna. Bila terjadi peningkatan pada GDP kita tidak dapat menyimpulkan bahwa setiap orang lebih bahagia karena tidak menghitung waktu santai, sehingga adanya peningkatan output tiap orang mengalami kerugian akibat berkurangnya waktu santai mereka.

GDP juga tidak memasukkan nilai dari semua kegiatan yang terjadi di luar pasar. Perawatan anak yang disediakan oleh pusat perawatan termasuk dalam GDP, tapi perawatan anak yang dilakukan oleh orang tuanya di rumah tidak termasuk dalam bagian dari GDP.

GDP juga tidak memasukkan kualitas polusi dan distribusi pendapatan. Jika pemerintah tidak memperhatikan lingkungan maka GDP akan meningkat, tapi memungkinkan kesejahteraan masyarakat akan menurun dan penurunan kualitas lingkungan akan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. Sedangkan untuk distribusi pendapatan GDP tidak mempedulikan kesetaraan. Hal ini bila kita andaikan di mana ada 100 orang memiliki pendapatan setahunnya Rp 5.000.000, maka GDP akan bernilai Rp 500.000.000 dan GDP tiap orang sebesar Rp 5.000.000. Tapi berbeda dengan masyarakat yang di mana 10 orang yang berpenghasilan Rp 50.000.000 dan 90 orang tidak berpenghasilan.

Terdapatnya The Underground Economy (Kegiatan Ekonomi Bawah Tanah)

The Underground Economy merupakan bagian dari perekonomian di mana transaksi berlangsung tapi pendapatan yang dihasilkan tersebut tidak dihitung di dalam GDP. Adanya underground economy ini terjadi karena banyaknya transaksi yang tidak dicatat atau hilang dalam perhitungan GDP. Underground economy terbentuk karena adanya dorongan utama dari masyarakat untuk mengelak dari pajak sehingga ikut dalam perekonomian bawah tanah dan hilang dalam perhitungan GDP. 

Pentingnya kita mengetahui tentang underground economy karena sejauh GDP hanya mencerminkan satu sisi aktvitas perekonomian saja dan bukan ukuran lengkap atas apa yang diproduksi perekonomian, maka perhitungan GDP tersebut menyesatkan. Contoh ekstrim kegiatan ekonomi bawah tanah adalah usaha perjudian gelap, produksi dan penjualan obat-obat terlarang, perdagangan manusia, dan sebagainya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keterbatasan Konsep GDP"

Post a Comment

Terima kasih telah berkungjung, Silahkan Tinggalkan Komentar